Bisa saja, Apple tetap menyimpan iMessage sebagai aplikasi yang eksklusif untuk sistem operasi iOS. Lagipula aplikasi tersebut sudah digunakan oleh lebih dari 1 miliar orang, tanpa harus dirilis ke Android. “Saya dengar kabar burung yang menyebutkan bahwa mockup iMessage untuk Android tengah beredar di tim internal perusahaan. Contoh itu memiliki desain bervariasi, mulai dari yang mirip dengan versi iOS, hingga yang menggunakan Material Design,” ujar John, sebagaimana KompasTekno rangkum dari MacWorld, Jumat (28/10/2016). Seorang desainer UI John Gruber mengklaim menemukan pertanda, Apple akan membawa iMessage ke Android. Ia mendengar, tim internal Apple telah membuat mockup atau contoh tampilan aplikasi iMessage untuk Android. Hingga saat ini, Apple memang belum memperkenalkan, apalagi merilis iMessage untuk Android ke publik. Aplikasi Apple di Android sendiri sangat terbatas jumlahnya. Sejauh ini, hanya Apple Music saja yang telah dibuat untuk sistem operasi Android. Aplikasi yang satu ini memiliki font Android dan menggunakan referensi Material Design. Belum ada aplikasi lain yang mengikuti jejaknya. Keberadaan mockup iMessage untuk Android dapat dikatakan sebagai indikator bahwa Apple sedang mempertimbangkan sesuatu. Namun, ini tidak berarti aplikasi tersebut sudah pasti akan dirilis ke publik. Bahkan, mockup tersebut dibuat dengan sangat mendetil. Contohnya pun dibuat dalam beberapa versi sekaligus. Apple selama ini diyakini tidak akan memboyong layanan pesan singkat iMessage ke Android. Namun, ternyata ada indikasi bahwa Apple bakal membuat keputusan sebaliknya. Penjelajah Stratosfer Buatan Lokal Diklaim Sepintar Satelit | PT Solid Gold BerjangkaPesawat UAV Ai-X1 dikembangkan oleh perusahaan AeroTerrascan asal Bandung. Berbeda dengan drone komersial yang bisa ditemukan secara mudah di pasar, pesawat UAV Ai-X1 ini berbeda secara konsep.
Seperti yang diketahui, agar mampu mencapai ketinggian sekitar 30 kilometer di stratosfer, tim Menembus Langit memilih balon helium sebagai transportasi pengangkut wahana karena faktor ringan, mudah dibuat, dan murah. Dengan teknologi demikian, pengembangan teknologi dan sains di Indonesia diharapkan dapat melaju lebih cepat. Itu pula yang mendasari alasan tim Menembus Langit merangkul sejumlah universitas untuk mengolah berbagai data yang mereka peroleh selama proyek ini berlangsung. Hal ini yang mendasari CEO AeroTerrascan Dian Rusdiana Hakim dan pimpinan proyek Menembus Langit Azhar Pangesti menyatakan keinginan mereka untuk menciptakan pesawat nirawak dengan kemampuan terbang hingga seminggu. Dengan kata lain, mimpi itu bisa mengalahkan durasi sebuah drone canggih yang maksimal terbang 'hanya' delapan jam tanpa henti. Namun tentu saja dibandingkan dengan satelit, pesawat nirawak seperti Ai-X1 jauh lebih murah, mudah dibuat, dan lebih akurat. Pesawat kecil berbobot 2,7 kilogram ini ternyata dirancang untuk menggantikan peran satelit dalam melakukan pemetaan, pencitraan, dan pengukuran tanah. Sayangnya Azhar tidak bisa mengungkapkan biaya secara keseluruhan untuk pengembangan pesawat UAV Ai-X1. Ia hanya mau mengungkapkan bahwa nilai komponen elektronik pesawat tak mencapai angka Rp100 juta. "Kalau untuk biaya pembuatan pesawatnya kita ga bisa sebut karena itu rahasia perusahaan. Tapi yang pasti karena kita banyak kolaborasi kita dapat banyak fasilitas gratis seperti studio ini, perlatan kendali, dan lainnya," ungkap Azhar. Pesawat nirawak buatan lokal UAV Ai-X1 memang seharusnya mengarungi lapisan stratosfer Bumi pada Jumat pagi (28/10), namun harus mengalami kegagalan pada sistem GPS. Kendati begitu, teknologinya diklaim setara dengan satelit. Solid Gold
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |